Jumat, 14 Januari 2011

Lingkungan Tempat Tinggal

DESKRIPSI TEMPAT TINGGAL


Tempat tinggal saya terletak di jalan WJ LALAMENTIK Kelurahan OEBUFU RT 07 RW 27, tepatnya di samping Bangkok Cell, rumah saya bercat biru muda, sebagai tempat rumah makan di daerah saya,dan rumah makan saya di namakan RM Sumber baru.
Rumah saya memilki 6 ruangan.
Ruangan tersebut terdiri dari 1 ruang tamu / ruang untuk para pengunjung,1 ruang keluarga,1 dapur dan 2 kamar tidur dan juga 1 kamar mandi.

Kamar saya terasa sangat besar untuk saya,di dalam kamar saya terdapat 1 tempat tidur,2 buah lemari dan juga 1 meja.
Saya sering sekali menghabiskan waktu saya di dalam kamar saya karena hal itu sangat menyenangkan bagi saya.

Rumah saya terasa sangat luas karena tiap hari selalu rame oleh para pengunjung,saya memiliki tetangga yang cukup banyak di sekitar rumah saya.
Lingkungan rumah saya merupakan lingkungan yang ramah karena hubungan antara tetangga yang satu dengan yang lain terjalin dengan sangat baik.

Lingkungan tempat tinggal saya sangat asri dan hijau,walaupun letaknya tepat di pinggir jalan umum karena itu terkadang agak risuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Namun banyak pepohonan besar dan rindang,oleh karena itu daerah kami terasa sejuk.

Bagi saya lingkungan tempat tinggal saya adalah lingkungan terbaik yang pernah ada.
Di samping tempatnya indah, juga selalu rame dengan kendaraan yang lalu lalang setiap hari,kerjasama yang terjalin antara tetangga pun sangat baik. Oleh karena itu saya sangat merasa nyaman tinggal di rumah saya…

Demikian sedikit gambaran tentang tempat tinggal saya..
Walaupun tidak sempurna tapi itu merupakan surge bagi saya,
Rumahku adalah surgaku.

Minggu, 28 November 2010

PEMASARAN

MANAJEMEN PEMASARAN

Semua organisasi, baik berorientasi profit maupun not-for-profit, harus bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi dan sukses.
Kemampuan organisasi dalam menentukan siapa yang menjadi konsumen dari
produk/jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi.
Berikutnya barulah organisasi dapat memfokuskan diri untuk mengidentifikasi
kebutuhan konsumen, cara-cara memenuhi kebutuhan itu dan akhirnya mengusahakan
konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Di
samping itu, organisasi harus memiliki kemampuan pula untuk menyampaikan
informasi kepada konsumen bahwa mereka telah menghasilkan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Di sinilah fungsi pemasaran (marketing) menonjol. Ia
menjadi (hub) penghubung antara organisasi dan konsumen. Lebih jauh lagi, fungsi
ini dapat diberdayakan untuk mendukung suatu gagasan dan mendidik konsumen
(Boone&Kurzt, 234).
The American Marketing Association mendefinisikan Marketing (management)
sebagai “the process of planning and executing the conception, pricing, promotion,
and distribution of ideas, goods, and services to create exchanges that satisfy
individual and organizational objectives. Proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Pertukaran dalam konteks ini dimaksudkan sebagai sebuah proses dimana dua atau
lebih pihak saling mempertukarkan sesuatu yang memiliki nilai sehingga pada
akhirnya mereka merasa lebih baik setelah melakukan proses ini. Philip Kotler sendiri
mendefiniskan marketing management sebagai “the art and science of choosing
target markets and getting, keeping, and growing customers through creating,
delivering, and communicating superior customer values”. (Seni dan ilmu di dalam
memilih pasar sasaran dan mendapatkan, memelihara dan mengembangkan para
pelanggan melalui proses penciptaan, penyampaian dan pengkomunikasian nilai
pelanggan yang lebih baik.
Konsep-konsep Pemasaran

Pemasaran dapat lebih mudah dipahami dengan mengerti beberapa elemen inti dari
pemasaran. Secara konseptual, pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yang
menyadari pentingnya keterlibatan seluruh elemen organisasi dalam proses
pemenuhan kebutuhan.dan keinginan konsumen sekaligus memenuhi tujuan-tujuan
organisasi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengaplikasikan konsepsi pemasaran:
1. Menggali informasi mengenai pasar, potensial maupun aktual. Sudah
tersediakah barang/jasa yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan
pasar? Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kemampuan produknya
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen?
2. Merancang dan mengembangkan program pemasaran
a. menyediakan produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen
b. menetapkan harga produk yang dapat diterima oleh pasar
c. mengkomunikasikan produk kepada konsumen untuk memposisikan
produk di pikiran konsumen
d. memberikan jaminan bahwa konsumen dapat memperoleh produk di
saat yang tepat dan di tempat yang tepat pula.
3. Mengevaluasi melalui proses penggalian informasi mengenai erektivitas
program-program pemasaran perusahaan.
Aktivitas-aktivitas pemasaran seharusnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan
efisiensi, efektivitas, dan tanggung jawab sosial pemasaran. Di dalam khasanah
pemasaran terdapat lima konsep yang mendasari aktivitas pemasaran perusahaan:
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
pemasaran sosial.

Konsep Produksi:
Konsep produksi meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk
yang tersedia di mana-mana dan dengan harga murah. (The production concept holds
that consumers will prefer products that are widely available and inexpensive.)

Konsep Produk
Konsep produk meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang
menawarkan kualitas yang baik, kinerja, atau fitur-fitur yang inovatif. (The product
concept holds that consumers will favor those products that offer the most quality,
performance, or innovative features.)

Konsep Penjualan
Konsep penjualan meyakini bahwa bila konsumen dan pelaku bisnis dibiarkan saja,
maka mereka tidak akan membeli dalam jumlah yang memadai produk-produk
perusahaan. Perusahaan haruslah melakukan usaha penjualan dan promosi yang
agresif. (The selling concept holds that consumers and businesses, if left alone, will
ordinarily not buy enough of the organization’s products. The organization must,
therefore, undertake an aggressive selling and promotion effort.)

Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran meyakini bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan
mencakup usaha perusahaan untuk menjadi lebih efektif daripada para pesaingnya
dalam hal menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan kepada pasar
sasaran yang ditetapkan nilai manfaat bagi konsumen (The marketing concept holds
that the key to achieving its organizational goals consists of the company being more
effective than competitors in creating, delivering, and communicating customer value
to its chosen target markets.)

Konsep Pemasaran Sosial
Konsep pemasaran sosial meyakini bahwa tugas perusahaan adalah menetapkan
kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada para pesaing dengan cara-cara
yang menjaga atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. (The
social Marketing concept holds that the organization’s task is to determine the needs,
wants, and interests of target markets and to deliver the desired satisfactions more
effectively and efficiently than competitors in a way that preserves or enhances the
consumer’s and the society’s well-being.)


PRODUCTS
NEEDS
&
WANTS
VALUES,
SATISFACTION
EXCHANGE
MARKET
MARKETING
CORE CONCEPTS
ELEMEN INTI PEMASARAN


1. Pasar
Banyak cara orang mendefinisikan konsep pasar. Pasar di sini dimaksudkan
sebagai sekelompok individu/organisasi yang memiliki kebutuhan dan
keinginan yang ingin dipuaskan dengan disertai daya beli serta memiliki
kemauan untuk membelanjakan daya beli itu. Konsekuensi dari definisi itu,
kita dapat menggolongkan pasar ke dalam dua kategori, pasar konsumen dan
pasar industri. Pasar konsumen merujuk pada individu-individu yang membeli
produk perusahaan untuk dikonsumsi sendiri. Sementara pasar industri,
organisasi membeli suatu produk untuk dijual kembali atau digunakan di
dalam proses operasi yang nantinya juga akan dijual kepada konsumen.
Dalam usahanya menawarkan produk kepada pasar, perusahaan harus
menyadari bahwa tidaklah mungkin semua orang akan menyukai satu produk
tertentu. Tidak semua orang sama-sama menyukai softdrink, kamar hotel,
restoran, mobil, universitas dan lain sebagainya. Ketidak samaan ini muncul
dari berbagai alasan, yaitu perbedaan lingkungan geografis (seperti wilayah
negara, provinsi, kabupaten atau perkotaan dan pedesaan, demografi (seperti
jenis kelamin, usia, tingkat penghasilan, ukuran keluarga dan tingkat
pendidikan), psikografi (seperti gaya hidup, kepribadian dan nilai), dan
perilakunya (seperti kesempatan khusus, manfaat khusus, status pemakai, dan
tngkat pemakaian). Perbedaan-perbedaan ini perlu penanganan yang spesifik
bila perusahaan ingin berhasil. Konsep penanganan ini membawa kita pada
istilah Market Segmentation (segmentasi pasar). Segmen pasar adalah suatu
kumpulan besar dari pasar yang memiliki kesamaan keinginan, daya beli,
lokasi geografis, sikap pembelian, atau kebiasaan membeli.

Segmen manfaat Demografi Perilaku Psikografi Merk pilihan
Ekonomis (murah) Pria Pengguna
berat
Otonomi tinggi,
orientasi nilai
Merek-merek
dalam promosi
penjualan
Medicinal
(perlindungan
kerusakan)
Keluarga
besar
Pengguna
berat
Hypochondriac,
konservatif
Crest
Kosmetik (gigi
cemerlang)
Remaja Perokok Rasa sosial tinggi,
aktif
Maclean’s,
Ultra Brite
Rasa (Rasa enak) Anak-anak Orang suka
pepermint
Keterlibatan diri
tinggi, hedonistik
Colgate, Aim
Haruslah diingat oleh para pemasar bahwa tidak semua segmentasi di atas
dapat diterapkan begitu saja dalam proses pemasaran. Pemasar sebaiknya
mempertimbangkan hal-hal ini agar segmentasinya bermanfaat.
a. dapat diukur (measurable): jumlahnya, daya beli
b. cukup besar jumlahnya sehingga dapat menguntungkan (substantial)
c. dapat diakses dan dilayani (accessible)
d. dapat dibedakan (differentiable)
e. dapat diaplikasikan (actionable), program yang efektif dapat disusun untuk
menarik dan melayani segmen itu.
Dalam realitas pemasaran, para pemasar seringkali menemukan bahwa pasarnya
sangatlah beragam setelah dilakukan segmentasi. Untuk memilih segmen mana yang
hendak dilayani, Kotler menyarankan ada lima pilihan, yaitu
(1) konsentrasi pada satu segmen (single segment concentration),
(2) Spesialisasi selektif (Selective specialization),
(3) Spesialisasi produk (product specialization),
(4) Spesialisasi pasar (Market specialization), dan
(5) Peliputan seluruh pasar (full market coverage).

2. PERILAKU PASAR
Perilaku pasar mencerminkan perilaku individu-individu yang ada di dalam suatu
kelompok tertentu. Pola perilaku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor
personal (usia dan tahapan hidup, kedudukan/jabatan, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri), faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan
sikap). Kedua faktor di atas akan menentukan perilaku individu-individu di dalam
mengambil keputusan pembelian. Perilaku pembelian (buying behavior): keputusan
dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan suatu
produk.
Ada lima peran yang terlibat di dalam proses pembuatan keputusan pembelian.

a. Initiator: seseorang yang menyarankan/memunculkan ide untuk membeli
sesuatu produk/jasa
b. Influencer: seseorang yang cara pandang dan gagasannya mempengaruhi
keputusan pembelian
c. Decider: seseorang yang memutuskan komponen dari keputusan
pembelian; membeli atau tidak, apa yang mau dibeli, bagaimana
membelinya, atau dimana akan dibeli.
d. Buyer: seseorang yang secara aktual melakukan pembelian
e. User: seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk/jasa
Perilaku pembelian pasar konsumen (consumer buying behavior): keputusan dan
tindakan orang-orang yang ditujukan untuk membeli suatu produk untuk digunakan
sendiri.

Mengembangkan strategi pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah rencana yang memungkinkan
perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan
pemasaran dan perusahaan.
Isu strategi pemasaran adalah:
1. Seleksi dan Evaluasi Pasar Sasaran
Pasar sasaran adalah kelompok orang yang dijadikan sasaran dari semua usaha
pemasaran perusahaan. Dalam penentuan pasar sasaran perusahaan perlu
mempertimbangkan pengaruh pasar sasaran terhadap tingkat penjualan
perusahaan, biaya dan laba.
2. Merancang dan menyusun Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix adalah sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasaran pada pasar sasaran. E.Jerome McCarthy
menamai alat-alat pemasaran itu “the four Ps of Marketing”. 4P yang
dimaksudkan adalah Product (Produk), Price (Harga), Promotion (promosi),
dan Place (Tempat).
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Isu mengenai bauran pemasaran merupakan isu penting yang umumnya mendapatkan
porsi yang cukup besar di dalam pembahasan mengenai fungsi pemasaran perusahaan.
Guna memahami konsepsi mengenai bauran pemasaran, Bonne and Kurtz
mengatakan: “a blending of the four strategy elements of marketing decision making
– product, price, distribution, and promotion- to satisfy chosen consumer segments”.
Mereka lebih memberikan penekanan pada kombinasi di antara elemen-elemen
produk, harga, distribusi, dan promosi untuk memuaskan segmen pasar yang telah
dipilih. Philip Kotler membuat definisi yang lebih luas dengan penekanan bukan pada
kombinasi, melainkan pada penyebutannya sebagai alat, “is the set of marketing tools
that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Konsepsi
yang akan digunakan di dalam teks ini adalah seperangkat alat marketing yang terdiri
dari kombinasi strategi produk, penetapan harga, saluran distribusi dan promosi yang
digunakan perusahaan untuk memuaskan target pasar yang telah ditentukan.
Strategi Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa barang ataupun jasa. Ketika
perusahaan menawarkan produknya kepada masyarakat, perusahaan harus memiliki
keyakinan bahwa produk yang akan diluncurkan itu memang dirancang untuk dapat
memuaskan keinginan konsumen. Oleh karena itu, proses merancang sebuah produk,
bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa yang akan dipenuhi, melainkan
juga menyangkut keputusan disain produk, nama merek, merek dagang, jaminan, citra
produk dan layanan konsumen.
Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasi berdasarkan pembeli dan tujuannya. Secara luas produk
diklasifikasikan sebagai produk konsumen dan produk industri. Yang pertama adalah
produk yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri, sementara yang terakhir
membeli produk untuk dijual kembali atau digunakan di dalam proses produksi
perusahaan.
Produk Konsumen

1. Convenience Product: item produk yang seringkali dibeli oleh konsumen
secara langsung dan hanya memerlukan sedikit usaha. Misalnya, surat kabar,
permen, permen karet, kue-kue, rokok, dan lain sebagainya
2. Shopping Product: item produk yang dibeli oleh konsumen setelah ia
membandingkan produk yang sama di tempat-tempat lain. Misalnya, TV,
Komputer, Cell-phone, dan lain sebagainya.
3. Specialty product: item produk yang dibeli oleh konsumen setelah dia
melakukan usaha yang besar untuk menemukan dan mendapatkannya.
Konsumen rela melakukan usaha yang lebih keras untuk mendapatkan produk
ini. Misalnya, mebel antik, benda-benda pusaka, dan lain sebagainya.
4. Unsought Product: item produk yang seringkali tidak terpikirkan oleh
konsumen untuk membelinya, entah karena ketidak tahuan, atau karena
memang tidak ingin. Misalnya produk-produk asuransi, jasa bedah/operasi
rumah sakit.
Produk Industri
1. Capital item
2. expense item
3. Installation
4. Accessory equipment
5. component parts and materials
6. Raw materials
7. Supplies
PRICE (Harga)
Kebijakan Penetapan Harga

Sabtu, 20 November 2010

PHILIP KOTLER

PHILIP KOTLER
Early life (Awal kehidupan)
Philip Kotler adalah SC Johnson & anak Distinguished Profesor of International Marketing Kellogg School of Management, Northwestern University, Evanston, Illinois. Kellogg terpilih "Best Business School" selama enam tahun di Business Week's survei dari sekolah bisnis U.S.. Itu juga dinilai sebagai "Best Business School untuk mengajar pemasaran". Profesor Kotler secara signifikan telah berkontribusi Kellogg's sukses melalui nya bertahun-tahun penelitian dan mengajar di sana.
Ia menerima Nya Master's Degree di University of Chicago dan gelar PhD-nya di MIT, baik dalam ekonomi. Dia melakukan karya pascadoktoral di matematika di Universitas Harvard dan perilaku ilmu di Universitas Chicago.
Dia menerima gelar Doktor kehormatan dari Universitas Athena Stockholm University, University of Zurich, ekonomi dan bisnis, DePaul University, Cracow School of Business dan ekonomi, Groupe H.E.C. di Paris, Universitas ekonomi dan bisnis administrasi di Wina, Science Universitas Budapest ekonomi dan administrasi umum, dan Universitas Katolik Santo Domingo.
Tujuan dari panduan singkat ini adalah untuk mengarahkan Anda dengan cepat ke materi oleh dan tentang Philip Kotler. Saat ini (cAug. 2003) informasi biografi sudah tersedia di situs Kotler di Kellogg. Untuk singkat ditulis biografi account dan esai melihat berikut yang dimulai dengan kalimat "Philip Kotler adalah pendiri modern manajemen pemasaran": "Kotler, Philip, di The IEBM Handbook of Management berpikir, 361 hal. Dalam sebuah artikel di Financial Times, Morgan Witzel menyatakan bahwa: "Kotler's kontribusi untuk pemasaran dan manajemen umumnya telah tiga:"pertama, dia melakukan lebih dari yang lain penulis atau sarjana untuk mempromosikan pentingnya pemasaran, mengubah dari aktivitas perifer, melesat ke lebih banyak pekerjaan yang "penting" produksi.
Kedua, ia melanjutkan tren yang dimulai oleh Peter Drucker, pergeseran penekanan dari harga dan distribusi untuk lebih fokus pada kebutuhan pelanggan pertemuan dan pada manfaat yang diterima dari produk atau layanan.
Ketiga, ia telah memperluas konsep pemasaran dari hanya menjual untuk lebih umum proses komunikasi dan pertukaran, dan telah menunjukkan bagaimana pemasaran dapat diperpanjang dan diterapkan untuk amal, partai politik dan banyak situasi non-komersial lain."

Perjalanan Philip Kotler
Tanggal 7 Agustus 2006 ini terasa sangat istimewa bagi para akademisi maupun praktisi bisnis. Pasalnya, Philip Kotler—salah satu guru marketing yang banyak berjasa dalam pengembangan ilmu marketing di dunia, telah memasuki usia ke-75. Sebuah usia yang bisa dikatakan sebagai masa penuh kebahagiaan setelah banyak memberikan karya dan pemikiran yang menginspirasi semua orang.
Sampai saat ini, Kotler telah banyak memberikan kontribusi yang sangat signifikan di dunia marketing. Banyak buku yang telah ditulis dan memberikan pemikiran baru di dunia marketing. Mulai dari textbook, sampai buku-buku praktis telah banyak ditulis. Sehingga para akademisi dan praktisi bisnis menjadikan ide-ide Kotler sebagai pegangannya. Tidak heran bila Kotler menjadi salah satu pemikir yang berpengaruh di dunia bisnis.
Sampai-sampai Kotler berhasil dinobatkan oleh Financial Time, media harian internasional bergengsi di dunia, sebagai ”Most Influential Business Writer or Management Guru”, dibelakang Jack Welch, Bill Gates, dan Peter Drucker.
Namun, ada cerita menarik bila kita coba melihat kebelakang proses perjalanan hidup Kotler hingga akhirnya menjadi guru marketing dunia. Ternyata, sebelum menjadi guru marketing, Kotler adalah seorang ekonom yang cukup banyak menyumbangkan pemikirannya di jurnal-jurnal ekonomi.
Proses pendidikan yang ditekuninya pun selalu seputar ilmu ekonomi. Gelar Masternya didapat dari University of Chicago, sedangkan gelar PhD dari MIT. Keduanya dalam bidang ekonomi. Dengan maksud memperkuat daya analisis ilmu ekonominya, Kolter kemudian melanjutkan studi post-doctoral-nya di Harvard Universerty dalam bidang matematika dan di University of Chicago dalam bidang ilmu pengetahuan perilaku (behaviour science).
Kesuksesan Kotler sebagai ilmuwan memang tidak diragukan. Hal ini terlihat dari berbagai peghargaan sebagai doktor kehormatan dari berbagai universitas terkenal di dunia, diantaranya Stockholm University, University of Zurich, Athens University of Economics and Business, DePaul University, the Cracow School of Buisness and Economics, Groupe H.E.C. di Paris, the University of Economics and Buisness Adminsitration di Vienna.
Menariknya, guru marketing yang lahir 7 Agustus 1931 di Chicago, Amerika, sering merasa kurang puas terhadap penjelasan-penjelasan yang ada dalam ilmu ekonomi. Kotler merasa bahwa ilmu ekonomi terlalu menyederhanakan pasar dalam konteks yang sebenarnya. Ilmu ekonomi banyak fokus ke harga dalam kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Padahal peran dari iklan, tenaga penjualan, dan saluran penjualan dalam menciptakan permintaan sangatlah besar.
Akhirnya, Kotler pun berkesimpulan bahwa marketing adalah bagian dari ekonomi dan mempercaya ilmu ekonomi untuk menghasilkan ilmu ekonomi modern.
Perjalanan hidup Kotler yang menarik tidak hanya di bidang ilmu saja, dari ekonomi ke marketing. Tetapi juga perjalanan panjangnya dalam memberikan pemikiran-pemikiran barunya dari dunia akademis ke dalam dunia praktis.
Selain menjadi guru besar ilmu marketing di Kellog School of Managment, kotler juga banyak membantu perusahaan-perusahaan besar dunia dalam lingkup strategi dan perencanaan marketing, marketing organisasi, dan internasional marketing. IBM, General Electric, AT&T, Honeywell, Bank of America dan Merck adalah beberapa perusahaan yang pernah mendapatkan insprasi dari Kotler.
Perjalanan hidup lainnya yang cukup menarik adalah, ketertarikan Kotler untuk berkontribusi lebih luas ke banyak negara di luar Amerika dan Eropa, yaitu Asia. Hal ini dibuktikannya dengan banyak memberikan seminar, pengajaran, dan menulis buku bersama dengan para akademisi dan praktisi bisnis di Asia. Kotler juga banyak menganalisis kasus-kasus perusahaan dan isdustri di Asia.
Misalnya saja buku “Rethinking Marketing” yang mencoba untuk menawarkan pemikiran baru ilmu marketing. Buku ini ditulis bersama ahli-ahli marketing Asia seperti Hooei Dan Huan, Sandra Liu, dan Hermawan Kartajaya. Selain itu ada juga buku “Repositioning Asia” dan “Attracting Investor” yang berusaha menganalisis kasus dan strategi bisnis perusahaan-perusahaan di Asia.
Intensitas keterlibatan Kotler dalam pengembangan dunia marketing di Asia memang tidak setengah-setengah. Hal ini dibuktikan Kotler dengan mendirikan Philip Kotler Center for ASEAN Marketing yang diresmikan pada November 2005 lalu di kantor sekertariat ASEAN. Philip Kotler Center yang bertempat di MarkPlus Institute of Marketing (MIM), Jakarta, merupakan organisasi nirlaba yang sengaja didirikan bagi pengembangan ilmu marketing di negara-negara ASEAN.
Melihat perjalanan hidup Kotler yang sarat kontribusi terhadap dunia marketing, menyebabkan banyak institusi yang mempersiapkan diri untuk memberikan penghargaan kepada Kotler pada saat berulang tahun. Seperti misalnya Kellogg School of Mangement yang mengadakan acara Kotler’s Day dengan tujuan mengundang seluruh kolega Kotler untuk memberi apresiasi di hari ulang tahunnya.
Tidak ketinggalan, Philip Kotler Center yang bertempat di kampus MIM Jakarta juga mengadakan Kotler’s Day dengan tema Revisiting Kotler’s Influence to the Marketing World. Acara ini akan diisi beberapa praktisi bisnis dan akademisi dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia seperti Jacky Mussry dari MarkPlus&Co, Budhi Sugarda dari Universitas Indonesia, Danie Prakosa dari Indonesian Business Links, dan Y.W. Junardy dari Indonesian Marketing Association.
Alhasil, perjuangan dan perjalanan Philip Kotler baik sebagai ilmuwan maupun praktisi bisnis yang banyak berkontribusi di dunia marketing tidaklah sia-sia. Hal ini bisa terlihat dari sangat banyaknya penghargaan dan apresiasi dari semua kalangan terhadap usaha Kotler selama ini. Kotler pun berhasil menjadi salah satu pemikir yang cukup berpengaruh di dunia bisnis, khususnya dunia marketing.
Pemasaran manajemen di Cina membawa karya landmark pakar pemasaran Philip Kotler dan Kevin Lane Keller ke Cina. Edisi ini, diadaptasi oleh Profesor Lu Tai Hong Zhongshan Universitas, mengambil perjalanan ke Cina benar-benar pemandangan manajemen pemasaran. Dengan konten, bahasa, dan presentasi yang dibentuk untuk tuntutan pertumbuhan tercepat di dunia ekonomi, ini adalah satu buku yang siswa pemasaran Cina tidak bisa melakukan tanpa. Menemukan kualitas Cina-konteks kasus yang saat ini adalah menantang bagi kebanyakan instruktur. Adaptasi ini menyediakan keras-untuk-menemukan dan diteliti baik kasus Cina yang menawarkan wawasan sementara meliputi berbagai konteks, mencakup perusahaan internasional yang beroperasi di Cina untuk Cina perusahaan yang mulai usaha di luar negeri. Pada saat yang sama, Kotler/Keller MM 13e kerangka telah direstrukturisasi dengan cara khas kursus manajemen pemasaran di Cina akan mengajar subjek ini. Juga, sesuai dengan preferensi membaca Cina pembaca, teks telah dibuat lebih ringkas tanpa kehilangan kedalaman dan wawasan yang asli Kotler/Keller MM 13e provides.As kebanyakan Cina adalah non-native speaker, bahasa yang digunakan dalam teks disimpan sederhana dan mudah dibaca. Teks ini menawarkan Cina eksekutif dan siswa kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka dari bahasa Inggris ketika mengembangkan keterampilan pemasaran profesional - membunuh satu burung dengan dua batu.
Prof Philip Kotler Award-Winning Global Marketing guru
Kellogg School of Management, sekolah bisnis Universitas Northwestern, terletak beberapa kilometer di utara Chicago di tepi Danau Michigan, sering peringkat di antara Amerika atas sepuluh bisnis sekolah. Tetapi dalam satu disiplin masuk kepala dan bahu di atas sisanya. Departemen pemasaran yang dianggap oleh industri sebagai duanya. Philip Kotler (lahir 1931), yang telah menjadi seorang profesor pemasaran di sekolah selama lebih dari 40 tahun, adalah sebagian besar bertanggung jawab untuk itu.

Buku "Marketing manajemen", pertama kali diterbitkan pada tahun 1967, adalah buku teks klasik yang telah sudah menjalankan untuk lebih dari selusin edisi. Itu diterapkan analisis yang ketat dan matematika metodologi untuk praktek pemasaran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Pengaruhnya selama empat dekade telah monumental-bahkan ketika buku itu sendiri telah menjadi semakin monumental (Edisi 12 memiliki lebih dari 800 halaman). Gary Hamel mengatakan itu: "ada beberapa lulusan MBA yang hidup yang telah dibajak melalui Kotler's encyclopaedic buku dan memperoleh keuntungan sangat dari melakukannya...Saya bisa memikirkan beberapa lain buku... wawasan yang akan bermanfaat yang lebih praktis untuk rata-rata perusahaan."

Bersama Levitt Theodore (Ted), Kotler adalah bertanggung jawab untuk mengangkat pemasaran dari disrepute di mana itu telah sekali telah mengadakan, mengubahnya dari menjadi bagian slicker dari penjualan menjadi diakui strategis fungsional dalam dirinya sendiri. Akhirnya Kotler datang untuk melihat pemasaran sebagai tentang pertukaran nilai-nilai antara dua pihak, dan seperti itu, kegiatan sosial, tidak hanya bisnis satu. Ia menciptakan istilah "sosial pemasaran", didefinisikan oleh Wikipedia sebagai "sistematis aplikasi pemasaran (bersama dengan konsep-konsep dan teknik lain) untuk mencapai tujuan perilaku tertentu untuk sosial baik".Kotler telah selalu melihat pemasaran sebagai sesuatu yang berkembang dari waktu ke waktu, dan buku juga telah pindah dengan waktu. Pada pertama fokus pada transaksi pemasaran, tapi sekarang membayar lebih memperhatikan hubungan pemasaran, ide loyalitas pelanggan sebagai sarana untuk membangun seluruh rangkaian penjualan dari satu transaksi.

Kotler telah juga mengulurkan pemasaran di luar kancah bisnis, menulis artikel, misalnya, tentang bagaimana menerapkan pemasaran organisasi layanan kesehatan, individu (selebriti) dan bahkan untuk negara.

Oleh pelatihan Kotler adalah seorang ekonom, belajar pertama di Universitas Chicago di bawah Milton Friedman, penginjil pasar bebas, sebelum pindah ke melakukan PhD di MIT di bawah Paul Samuelson, pemenang Hadiah Nobel ekonom Keynes. Para ekonom dua lawan filsafat begitu frustrasi dia bahwa ia beralih sejenak untuk matematika, dan pada waktu itu telah pengantar pertama untuk orang-orang yang mengajar pemasaran.
Penulis produktif banyak definitif pemasaran referensi bekerja, Profesor Philip Kotler secara luas dianggap sebagai ahli terkemuka dunia pada strategis pemasaran.

Dia sedang SC Johnson & anak Distinguished Profesor of International Marketing di Northwestern University Kellogg Graduate School of Management di Chicago.

Pada tahun 2008, the Wall Street Journal terdaftar dia sebagai 6 orang paling berpengaruh di bisnis berpikir.

"Hari ini cerdas pemasar tidak menjual produk; mereka menjual manfaat paket"dalam detail Profesor Kotler telah berkonsultasi untuk banyak besar AS dan perusahaan asing - termasuk IBM, Michelin, Bank of America, Merck, General Electric, Honeywell dan Motorola - di bidang pemasaran strategi dan perencanaan, pemasaran organisasi, dan pemasaran internasional.

Ia telah menulis apa secara luas diakui sebagai buku paling otoritatif di pemasaran: 'Marketing manajemen', sekarang dalam edisi ke-13. Dia juga telah menulis atau turut menulis sejumlah patokan buku dan lebih dari seratus artikel, banyak yang telah diterbitkan dalam jurnal terkemuka di dunia. Ia memegang banyak penghargaan utama, termasuk Distinguished Educator Marketing of the Year Award dari American Marketing Association dan marketer of the Year oleh penjualan dan Marketing Executives internasional (SMEI).

Apa dia menawarkan kebijaksanaan profesional Profesor Kotler adalah kontemporer, relevan dan praktis, dan presentasi nya diilustrasikan dengan banyak contoh yang diambil dari bisnis internasional. Ia menawarkan perspektif yang mendalam dan provokatif di pasar berbasis perusahaan revitalisation. Dia adalah peringkat di pemikir bisnis pemikir 50 2007 dan 2009, peringkat global.







Teori – teori Philip kotler

A-Advertising
Iklan yang hebat tidak sekedar kreatif tetapi sanggup menjual dan seharusnya dapat lebih berperan lagi daripada hanya sebagai karya seni. Iklan kadang di pandang sebagai dua sisi antara "Benci dan Cinta". Benci karena dengan iklan produk yang buruk akan cepat menyebar, dicontohkan disini Pepsi One yang menghabiskan dana iklan US$100 juta ternyata gagal. Cinta manakala iklan tersebut mampu mendongkrak penjualan sedemikian rupa. Namun disini iklan bukanlah segalanya, masih banyak aspek lain seperti distribusi, harga dan terutama produk itu sendiri. Oleh karena itu Kotler mengajak kita untuk beranjak ke huruf selanjutnya.

C-Customer Needs
Diambil dari pendapat seorang italia, Petro Guido, dalam The No-Need Society, masyarakat atau konsumen sebenarnya tidak membutuhkan apa-apa. Justru perusahaan-lah yang menciptakan pasar. Dalam hal ini Sony sesungguhnya tidak menjadi pelayan konsumen namun malah Sony menciptakan pasar, bahwa konsumen tidak membutuhkan kamera digital atau handycam sampai kedua barang tersebut beredar di pasaran.

D-Down Aging
Kecenderungan saat ini dimana ketuaan menjadi barang yang menakutkan. Maka dengan barang pula-lah dibuat konsep supaya awet muda. Kebutuhan-kebutuhan yang mencirikan darah muda kembali dicari, mobil sport, operasi plastik, fitness centre dll. Anda pernah dengar The Body Shop, sebuah toko produk-produk kosmetik, trend saat sekarang adalah produk perawatan kulit yang peduli terhadap masalah sosial.

E-Employee
Karyawan menurut kamus Kotler merupakan aset utama yang sangat penting baru setelah ini konsumen. Karyawan yang andal akan menciptakan produk/jasa yang superior. Selain itu, karyawan yang berpengetahuan dan ramah akan disukai konsumen.

P-Public Relation
Sebuah pandangan baru yang coba ditawarkan Kotler adalah perubahan paradigma bahwa iklan adalah satu-satunya senjata untuk memperkenalkan produk baru. Kotler menandaskan bahwa dari segi biaya PR lebih kecil, juga dari sisi keeffektifitasannya ternyata iklan lebih cepat kehilangan keefektifannya dan lebih terfragmentasi, dilain sisi PR lebih terfokus dan otomatis akan menjadi lebih efektif. Disamping itu coba anda katakan bahwa bila TV menayangkan iklan, pasti anda akan buru-buru memindahkan channel kecuali bila iklan itu memang benar-benar lucu. Perlu diketahui bahwa 9 dari 10 konsultan PR ternyata dimiliki oleh biro iklan. Nah lo??

V-Value
Konsep ini memang berbau teoritis, disebutkan bahwa tugas pemasaran adalah menciptakan, menyediakan dan menangkap nilai-nilai pelanggan. Nilai yg dimaksud disini adalah gabungan dari kualitas, jasa dan harga. Hal ini sesuai dengan pendapat Louis J. De Rose kalau nilai merupakan pemuasan tuntutan-tuntutan pelanggan dengan biaya perolehan, pemilikan dan penggunaan yang serendah mungkin. Karena itu, perusahaan yang cerdik tidak hanya menawarkan nilai-nilai pembelian, tapi juga nilai-nilai penggunaan.

Z-Zest
Zest (semangat hidup) diambil sebagai penutup buku ini karena semangat hidup sangat diperlukan oleh para pemasar. Kegembiraan yang datang dari hati, nafsu dan antusiasme dalam menghadapi hidup, itulah makna dari Zest.
Kalau buku ini lebih mengedepankan filosofi dibandingkan dengan teori ekonomi, memang ini sisi lain dari bisnis pemasaran itu sendiri. Jika buku ini hanya berkutat dalam masalah teori, maka Kotler akan bersaing dengan ribuan penulis. Tapi bila filosofi pemasaran, paling hanya dengan Master Zen, Kotler akan bersaing.




















Kesimpulan
Profesor Kotler buku, Marketing manajemen, adalah dunia paling banyak digunakan lulusan tingkat buku dalam pemasaran. Nya buku lain termasuk prinsip pemasaran dan pemasaran: An Introduction dan mereka juga banyak digunakan di dunia.

Kotler dikembangkan konsep-konsep baru dalam pemasaran termasuk demarketing, megamarketing, turbomarketing dan synchromarketing.
Dia percaya bahwa pemasaran teori perlu melampaui harga teori dan menggabungkan dinamika sistem inovasi, distribusi dan promosi ke menganalisis, menjelaskan dan meramalkan hasil ekonomi.

Kotler telah berkonsultasi oleh banyak perusahaan besar, termasuk IBM, Michelin, Bank of America, Merck, General Electric, Honeywell, Samsung, Coca cola, Hyundai dan Nokia-di bidang pemasaran strategi, perencanaan dan organisasi, dan pemasaran internasional.

Dia menyajikan seminar di kota-kota internasional yang besar dan countrys di seluruh dunia pada perkembangan terbaru pemasaran untuk perusahaan dan organisasi lain.

Selasa, 09 November 2010

PEMASARAN JASA



Perencanaan Strategis Komunikasi Pemasaran Layanan Jasa

I. PENDAHULUAN
Persaingan sektor jasa pendidikan dikalangan perguruan tinggi
swasta (PTS) dalam memperebutkan “pasar” mahasiswa ini cukup berat.
Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia saat ini tumbuh subur
bagaikan jamur di musim hujan. Saat ini jumlah PTS di Indonesia sudah
sekitar 2.678 institusi yang mengelola sebanyak 10.680 program studi.
Dari 2.678 institusi, sekitar 20 persen berbentuk universitas, 50 persen
berbentuk sekolah tinggi, dan 30 persen dalam bentuk akademi.

.           Strategi komunikasi adalah kegiatan atau kampanye komunikasi yang
sifatnya informasional maupun persuasive untuk membangun pemahaman
dan dukungan terhadap suatu ide, gagasan atau kasus, produk maupun
jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi baik yang
berorientasi laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana dan berbagai
alternative berdasarkan riset dan memiliki evaluasi.
Komunikasi strategis bukan hanya pada kegiatan public relations.
Komunikasi pemasaran juga merupakan perwujudan dari konsep-konsep
Komunikasi. Public relations dan pemasaran atau
marketing merupakan bidang yang sering kali bertubrukan atau over
lapping. Public relations merupakan fungsi manajemen yang memusatkan
perhatian pada interaksi jangka panjang antara organisasi dengan publicpublik
yang berkaitan dengan organisasi untuk memperoleh goodwill,
pengertian yang saling menguntungkan serta dukungan.
Sedangkan komunikasi pemasaran adalah fungsi dalam manajemen yang
memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen. Namun, koordinasi dari dua
kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu

organisasi dan dikenal sebagai integrated marketing communication
(IMC).
Philip Kotler et.all memberikan empat tahap proses dalam
komunikasi pemasaran yakni analisas lingkungan, identifikasi khalayak
dan tujuan, pengembangan pendekatan strategis dam mengembangkan
rencana implementasi. Sedangkan Smith memberikan sembilan fase yang
dikelompokkan menjadi empat fase dalam komunikasi strategis untuk
public relations yakni formative research, strategy, tactic dan evaluation
research.
Berikut ini perencanaan komunikasi pemasaran layanan jasa
dengan menggunakan fase-fase
yang dikemukakan Smith.



















II. PEMBAHASAN
2.1 Formative Research Phase
Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith
adalah riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang
dihadapi. Dalam fase ini terdapat tiga tahap yakni
analisis situasi, analisis organisasi dan analisis publik.
Situasi adalah satu set keadaan yang dihadapi oleh organisasi.
Situasi memiliki makna yang sama dengan masalah. Sehingga analisis
situasi adalah pernyataan tentang peluang dan hambatan yang dihadapi
oleh program komunikasi. Tanpa adanya pernyataan situasi yang dihadapi
dengan jelas dan dini maka efisiensi riset tidak dapat dilakukan. Definisi
situasi ini dinyatakan dalam bentuk kata benda. Sedangkan yang
termasuk dalam analisis organisasi meliputi aspek lingkungan internal,
persepsi publik dan lingkungan eksternal yang dihadapi meliputi pesaing
maupun pendukung. Sedangkan analsis publik adalah identifikasi dan
analsis publik-publik kunci dari berbagai kelompok orang yang berinteraksi
dengan organisasi.

2.2. Strategy Phase
Strategi merupakan jantung nya perencanaan public relations
maupun komunikasi pemasaran dan bidang lainnya yang berkaitan.
Strategi adalah keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin
dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Strategi memiliki dua fokus
yakni aksi yang dilakukan organisasi dan isi pesan.
Strategi memiliki tiga tahap, yakni menetapkan tujuan dan sasaran,
memformulasikan aksi dan strategi respon, kemudian menggunakan
komunikasi efektif.
Tujuan merupakan pernyataan tentang suatu isu dan gambaran
bagaimana mencapai harapan yang diinginkan. Tujuan komunikasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni reputation management goal,
yang berhubungan dengan identitas dan persepsi organisasi, relationship
management goal yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan
para publiknya dan task management goal yang berhubungan dengan
cara melakukan sesuatu tugas.

2.3. Tactic Phase
Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase
ketiga yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi
yang akan digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang
sudah disusun.
Taktik komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi
pemasaran ini adalah perpaduan antara kegiatan public relations dan
komunikasi pemasaran yang lazim disebut sebagai integrated
communication. Ada empat kategori taktik komunikasi yang dapat
digunakan yaitu interpersonal communication, organizational media, news
media dan advertising and promotional media.

2.4. Evaluative Research Phase
Dalam perencanaan komunikasi dimulai dengan riset dan diakhiri
dengan riset pula. Riset yang dilakukan pada fase terakhir dalah untuk
mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.









III. PENUTUP
Dalam era globalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan
menghadapi persaingan yang amat keras, tidak terkecuali dibidang bisnis
pendidikan. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan
dibutuhkan perencaan komunikasi yang strategis. Perencanaan
komunikasi ini merupakan penggabungan antara konsep kegiatan public
relations yang bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis dengan
para publik sehingga diperoleh goodwill dan dukungan dari mereka
dengan konsep dan kegiatan komunikasi pemasaran yang bertujuan pada
pemasaran produk baik jasa maupun barang untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Penggabungan ini biasa disebut dengan
integrated marketing communications.
Perencanaan komunikasi ini terdiri dari empat fase, dimulai dengan
riset dan diakhiri dengan riset pula sehingga program komunikasi berjalan
efektif dan tujuan serta sasaran dapat dicapai.
















DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Phillip. Marketing Management. The Millenium Edition. The Prentice
Hall International. USA. 2000.
Smith, D. Ronald. Strategic Planning For Public Relations. Second Edition.
Lawrence Erlbaum Associates Publisher. London. 2005
Oka, A. Yoeti. Manajemen Pemasaran. Perencanaan Strategis Pemasaran.